Ikhlas menjadi syarat diterimanya amal artinya beribadah semata-mata hanya kepada Allah Swt, bukan karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain.
BELIMBINGWENING.COM – Seorang hamba saat beramal memiliki sifat yang berlawanan yakni sifat ikhlas dan riya. Dua sifat ini sangat berbeda dan sangat bertolak belakang. Ketika seorang hamba beramal semata-mata karena Allah Swt maka ia adalah hamba yang ikhlas.
Sementara seorang hamba yang beramal karena semata-mata ingin mendapatkan pujian atau sanjungan maka disebut dengan riya.
Oleh karena itu seorang hama ketika beramal dan terlebih ketika beribadah hendaknya memiliki sifat ikhlas yakni beribadah karena Allah Swt. Ridha Allah Swt terletak pada keikhlasan seorang hamba, sebab ikhlas menjadi syarat diterimanya amal ibadah.
Allah Swt berfirman:
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan (ikhlas) kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayinah: 5).
Rasulullah Saw juga mengingatkan keutamaan ikhlas dalam beribadah, seorang hamba jika memiliki keikhlasan makan akan menjadi penolong dirinya. Rasulullah Saw bersabda:
إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذِهِ الأُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا : بِدَعْوَتِهِمْ وَ صَلاَتِهِمْ وَ إِخْلاَصِهِمْ
“Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan orang-orang yang lemah dengan doa, shalat dan keikhlasan mereka.” (HR. Nasa’i).
Pengertian ikhlas menjadi syarat diterimanya amal ibadah
Arti ikhlas adalah amal ibadah yang disandarkan semata-mata kepada Allah Swt, untuk mendapatkan ridha dan rahmat-Nya. Ikhlas artinya akhlak yang baik, sebagaimana arti iklhas berikut ini:
Suatu ketika, Abu Dzar berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah tentang ikhlas, apakah ikhlas itu?”
Maka beliau menjawab: “Akan aku tanyakan dulu hal itu kepada jibril.”
Rasulullah pun bertanya kepada Jibril tentang apa itu ikhals. Lalu Jibril menjawab: “Akan aku tanyakan dulu kepada Mikail.”
Lalu Mikail menjawab: “Aku akan bertanya dahulu kepada Rabbul ‘izzah. Kemudian Mikail bertanya kepada Allah Swt.
Maka Allah Swt menjawab:
“Ikhlas adalah rahasia dari rahasia-rahasia-Ku yang Aku taruh dalam hati orang yang Aku kehendaki dari hamba-hamba-Ku.”
قال النبي صلى الله عليه وسلم سألت جبريل عن الإخلاص ما هو فقال جبريل عليه السلام سألت رب العزة عن الإخلاص ما هو فقال رب العزة الإخلاص سر من سري أودعته قلب من أحببت من عبادي.
“Nabi bertanya kepada Jibril tentang makna ikhlas. Apakah ikhlas itu? Jibril menjawab “aku telah menanyakan hal itu kepada Tuhan, dan Dia menjawab: itu merupakan salah satu rahasia-Ku yang aku tempatkan di hati hamba-hamba-Ku yang aku cintai.” (HR. Muslim).
Imam Al- Ghazali mendefinisikan ikhlas berikut ini:
“Ikhlas yaitu melakukan segala sesuatu dengan disertai niat untuk mendekatkan diri kepada Allah dari segala bentuk ketidakmurnian selain taqarub illallah.”
Ikhlas dan amal
Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari dalam kitab Al-Hikam menerangkan bab ikhlas menyandingkannya dengan amal. Hal ini menjadi tanda bahwa ikhlas menjadi syarat diterimanya amal ibadah, sebagaimana maqolah kitab Al-Hikam pasal 10:
الاَعمالُ صوَرٌ قاءمة ٌ وَارواحُها وجودُ سِرِّ الاخلاصِ فيها
“Amal itu semata bentuk-bentuk yang tampil, adapun roh-roh yang menghidupkannya adalah terdapatnya rahasia ikhlas dalam amal perbuatan itu.”
Maqolah di atas menerangkan bahwa amal merupakan gerakan lahiriyah yakni badan, jasad atau tubuh. Sedangkan ikhlas adalah rohani atau ruhnya, amal lahir atau amal hati itu bisa hidup hanya dengan adanya ikhlas.
Allah Swt berfirman:
إِنَّآ أَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ فَٱعْبُدِ ٱللَّهَ مُخْلِصًا لَّهُ ٱلدِّينَ
“Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan (ikhlas) kepada-Nya.” (QS. Az-Zumar: 2)
Setiap hamba bahwa semua amal perbuatan semata-mata karunia Allah Swt kepadanya. Sebab Allah Swt memberi hidayah dan taufik serta karunia-Nya. Amal abrar (berbakti) dinamakan amal lillah atau beramal karena Allah Swt. Sedangkan amal muqarrabin dinamakan amal billahi atau beramal dengan bantuan karunia Allah Swt.
Amal lillah menghasilkan sekadar memperhatikan hukum lahir, sedangkan amal billahi menembus ke dalam perasaan hati.
Seorang guru berkata: “Perbaikilah amal perbuatanmu dengan ikhlas, dan perbaikilah keikhlasanmu dengan perasaan tidak ada kekuatan sendir, sedang semua kejadian itu hanya semata-mata bantuan pertolongan Allah Swt.”
Discussion about this post