Doa dan Munajat Kitab Al-Hikam karya Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari teks arab dan artinya. Munajat adalah tawasul dan doa hamba kepada Allah Swt
BELIMBINGWENING.COM – Munajat adalah doa sepenuh hati seorang hamba kepada Allah Swt untuk mengharapkan keridaan, hidayah dan rahmat-Nya. Dalam munajat kitab Al-Hikam karya Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari, sebagai upaya doa, wirid, zikir atau tawasul agar dalam mengkaji kitab Al-Hikam ini mendapatkan keberkahan dan manfaat.
Jadi munajat kitab Al-Hikam merupakan akhir dari ngaji kitab Al-Hikam, selesai kitab Al-Hikam disusun Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari dilanjutkan dengan munajat dan doa-doa.
Doa dan Munajat Kitab Al-Hikam
Adapun munjat dan doa kitab Al-Hikam sebagai berikut:
الهى اناالفقير فى غناي فكيف لا اكون فقيرا فى فقرى
Tuhanku, akulah hamba yang fakir (miskin) di dalam kekayaanku ini, maka bagaiman tidak akan merasakan kefakiran dalam kefakiranku, (yakni meskipun aku ada memiliki sesuatu apapun, namun tetap tidak berubah bahwa aku selalu miskin butuh berhajat kepadaMu ya Allah, lebih-lebih dalam keadaan yang memang nyata miskin dan fakir).
الهى انا الجاهل فى علمى فكيف لا اكون جهولا فى جهلى.
Tuhanku, akulah hamba yang bodoh dalam ilmu pengetahuanku ini, maka bagaimana takkan lebih bodoh lagi dalam hal-hal yang aku masih bodoh tidak mengetahuinya.
Sahel bin Abdullah berkara : Tiada seorang hamba yang menyatakan/mengakui kefakira/kemiskinannya di sisi Allah ketika ia berdoa, melainkan Allah berkata kepada para Malaikatnya : Andaikan tidak karena ia tidak sanggup menerima langsung firmanKu, niscaya Aku (Allah) langsung menjawab labbaika, kepadanya.
الهى ان اختلاف تدبيرك وسرعة حلول مقاديرك منعا عبادك العارفين بك عن السكون الى عطاء واليأس منك فى بلاء.
Tuhanku, sesungguhnya dalam perubahan-perubahan aturanMu, dan cepat tibanya takdirmu, kedua-duanya ini telah menahan para hambaMu yang arif untuk tenang pada pemberian atau patah harapan daripadaMu, karena bala’ ujian. Yakni orang-orang arif tidak pernah merasa tenang, senang jika mendapat pemberian karunia apa saja dari Allah, sebab mereka yakin bahwa semua itu akan hilang lenyap dan tidak akan kekal, demikian bila menderita bala’ ujian, walau bagaimanapun beratnya mereka tidak patah harapan dari rahmat karunia Allah yang akan menggantikan suasana itu dengan sebaliknya.
الهى منى ما يليق بلؤمى ومنك ماياليق بكرمك.
Tuhanku daripadaku pasti akan terjadi apa-apa yang layak dengan sifat kerendahanku, kekuranganku dan kebodohanku, dan daripadaMu ya Allah pasti terbit segala hal yang layak denga kemuliaan dan kebesaran-Mu.
الهى وصفت نفسك باللطف والرأفة بى قبل وجود ضعفى افتمنعنى منهما بعد وجود ضعفى؟
Tuhanku Engkau telah menyebut diriMu dengan sifat belas kasih terhadap aku sejak sebelum adanya kelemahan (bentuk)ku ini, apakah kini Engkau tolak diriku ini dari kedua sifatMu itu, setelah nyata adanya kelemahan dan kebutuhanku ini.
الهى ان ظهرت المحاسن منى فبفضلك ولك المنة علي وان ظهرت المساوئ منى فبعدلك ولك الحجة علي.
Tuhanku jika timbul daripadaku amal kebaikan, maka itu semata-mata karena karunia-Mu Tuhan, dan Engkau yang berhak untuk menuntut kepadaku, sebaliknya jika terjadi kejahatan daripadaku, maka itu semata-mata karena keadilanMu, dan Engkau tetap berhak menuntut aku atas kejahatan itu.
الهى كيف تكلنى الى نفسى وقد توكلت لى وكيف اضام وانت الناصرلى ام كيف اخيب وانت الحفى بى.
Tuhanku bagaimana Engkau kembalikan padaku untuk mengurusi diriku, padahal Engkau telah menjamin aku, dan bagaimana aku akan hina padahal Engkau yang menolong aku, bagaimana aku akan kecewa padahal Engkau yang kasih padaku.
هاأنا اتوسل اليك بفقرى اليك وكيف اتوسل اليك بما هو محال ان يصل اليك ان كيف اشكو اليك حالى وهى لا تخفى عليك، ام كيف اترجم لك بمقالى وهو منك برزاليك، ام كيف تخيب آمالى وهى قد وفدت اليك، ام كيف لا تحسنو احوالى وبك قامت واليك.
Inilah aku mendekat kepadaMu dengan perantara kefakiranku (kebutuhanku) kepadaMu, dan bagaimana aku akan dapat berperantara kepadaMu, dengan sesuatu yang mustahil akan dapat sampai kepada-Mu ( yakni tidak ada perantara kepada Allah dengan sesuatu selain Allah).
Dan bagaimana aku akan menyampaikan kepada-Mu hal keadaaku, padahal tidak tersembunyi daripada-Mu.
Dan bagaimana akan saya jelaskan kepada-Mu halku, sedang kata-kata itupun daripada-Mu dan kembali kepada-Mu.
Atau bagaimana akan kecewa harapanku padahal telah datang menghadap-Mu.
Atau bagaimana tidak akan menjadi baik keadaanku, sedang ia berasal daripadaMu dan kembali pula kepada-Mu.
الهى ما الطفك بى مع عظيم جهلى وما ارحمك بى مع قبيح فعلى.
Tuhanku alangkah besar lunak-Mu terhadap diriku padahal sangat dunguku, dan alangkah besarNya rahmat-Mu kepadaku, di samping sangat jelek (buruk)nya perbuatanku.
الهى ما اقربك منى وما ابعدنى عنك.
Tuhanku alangkah dekatMu daripadaku, dan alangkah jauhku daripada-Mu.
الهى ما ارأفك بى فما الذى يحجبنى عنك.
Tuhanku alangkah kasih-Mu kepadaku. maka apakah yang telah menutupi aku daripada-Mu.
الهى قد علمت باختلاف الآثار وتنقلات الاطوار أن مرادك منى ان تتعرف الى فى كل شئ حتى لاأجهلك فى شئ.
Tuhanku saya telah mengerti dengan perubahan keadaan dan pergantia-pergantian masa, bahwa tujuan-Mu daripadaku untuk memperkenalkan kekuasaanMu kepadaku, dalam segala keadaan dan masa, sehingga aku tidak lupa pada-Mu dalam sesuatu apapun.
(الهى كلما اخرسنى لؤمى انطقنى كرمك، وكلما ايأ ستنى أوصافى اطعمتنى منتك.
Tuhanku tiap-tiap aku dibungkam (ditutup) mulutku oleh sebab dosa-dosaku, maka terbuka mulutku oleh karena melihat kemurahan-Mu yang tak terhingga. Dan tiap-tiap aku berputus asa untuk mendapat rahmatMu karena sifat-sifat kerendahanku, maka dapat membuka harapanku bila melihat pemberian-pemberian karunia-Mu.
الهى من كانت محا سنه مساوئ فكيف لا تكون مساويه مساوئ ومن كانت حقا ئقه دعاوى فكيف لاتكون دعاويه دعاوى.
Tuhanku, seorang yang dalam semua kebaikannya masih banyak kekurangan (kesalahan), maka bagaimanakah tidak akan menjadi kesalaha-kesalahan itu sebagai dosa.
Dan orang yang semua ilmu pengertian itu hanya pengakuan belaka, maka bagaimana tidak akan menjadi semua pengakuannya kepalsuan belaka.
الهى حكمك النافد ومشيئتك القاهر لم يتركا لذى مقال مقالا ولا لذى حال حالا.
Tuhanku, hukum putusanMu yang pasti terlaksana, dan kehendak-Mu yang memaksa, kedua itu tidak memberi kesempatan bagi orang yang pandai untuk berkata-kata, atau orang yang mempunyai kesaktian untuk melaksanakan kesaktiannya.
الهى كم من طاعة بنيتها وحالة شيدتها هدم اعتمادى عليها عدلك بل اقالنى منها فضلك.
Tuhanku, berapa banyak taat yang telah aku lakukan, keadaan yang telah saya perbaiki, tiba-tiba harapanku kepadanya digagalkan oleh keadilanMu, bahkan aku telah di geserkan oleh karunia-Mu daripada bergantung nasib kepada amal perbuatan lahir batin itu.
الهى انت تعلم وان لم تدم الطاعة منى فعلا فقددامت محبة وعزما.
Tuhanku, Engkau telah mengetahui, meskipun amal perbuatan taat itu tidak terus menerus dalam praktek, maka tetap terus dalam perasaan cinta dan niat pada amal perbuatan itu. (Maka aku tetap suka dan ingin melakukannya).
الهى كيف أعزم وانت القاهر، وكيف لا اعزم وانت الآمر.
Tuhanku bagaimana aku akan niat padahal Engkaulah menentukan dan bagaimana aku tidak bersungguh-sungguh untuk mengerjakannya sedang Engkau yang menyuruhnya.
الهى ترددى فى الآثار يوجب بعد المزارفاجمعنى عليك بخدمة توصلنى اليك.
Tuhanku hilir mudikku (kembala-kembaliku) pada alam benda ini menyebabkan jauhnya perjalanan, karena itu dekatkanlah aku pada-Mu dengan suatu amal yang dapat segera menyampaikan aku pada-Mu.
الهى كيف يستدل عليك بما هو فى وجوده مفتقر اليك ايكون لغيرك من الظهور ما ليس لك حتى يكون هو المظهر لك، متى غبت حتى تحتاج الى دليل يدل عليك ومتى بعدت حتى تكون الآثارهى التى توصل اليك.
Tuhanku, bagaimana dapat dijadikan dalil untuk menunjukka pada-Mu, sesuatu yang dalam wujudnya berhajad kepada-Mu. Apakah ada sesuatu yang lebih terang daripada-Mu, sehingga ia dapat menjelaskan Engkau. Bilakah Engkau ghaib sehingga dibutuhkan petunjuk yang dapat menunjukkan pada-Mu, dan bilakah Engkau jauh sehingga alam ini dapat menyampaikan padaMu (mendekatkan pada-Mu).
الهى عميت عين لا تراك عليها رقيبا وخسرت صفقة عبد لم تجعل له من حبك نصيبا.
Tuhanku, sungguh buta yang tidak dapat melihat pengawasan-Mu terhadap diriku. Dan sungguh rugi dagangan seorang hamba yang tidak mendapat bagian dari rasa cinta kepada-Mu.
Ubadah bin Asshaamit ra. berkata : Rasulullah saw. bersabda : Seutama-utama iman seseorang, jika ia mengetahui bahwa Allah selalu bersamanya di mana ia berada.
Allah telah mewahyukan kepada seorang Nabi as. Hai hamba-Ku, Aku kasih padamu, maka demi hakKu engkau harus cinta kepada-Ku.
Terjadi seorang budak sahaya pada waktu malam berdoa : Ya Tuhanku karena cinta-Mu kepadaku, maka ampunkan bagiku. Maka di tegur oleh majikannya : Jangan berkata demikian, harus engkau berkata : Karena cintaku kepada-Mu. Jawab budaknya : Tuan karena cinta kasih Allah kepadaku maka saya di islamkan, dan dibangunkan untuk ibadah, sedang lain-lain orang nyenyak tidur.
الهى امرت بالرجوع الى الآثار فارجعنى اليها بكسوت الانوار وهداية الاستبصار حتى ارجع اليك منها كما دخلت اليك منها مصون السر عن النظر اليها ومرفوع الهمة عن الاعتماد اليها انك على كل شئ قدير.
Tuhanku, Engkau menyuruh aku memperhatikan alam benda ini, karena itu kembalikanlah aku kepadanya dengan diliputi oleh selubung cahaya, dan petunjuk matahari, sehingga aku dapat kembali kepadaMu dari alam ini, sebagaimana ketika masuk ke dalamnya, terpelihara hatiku (perasaanku) dari gangguannya, merasa hati enggan bersandar kepadanya, sungguh Engkau atas segala sesuatu maha kuasa.
Merasa enggan untuk bersandar diri pada dunia ini.
Demikianlah doa dan munajat kitab Al-Hikam, semoga melalui tawasul Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari ini mendapatkan manfaat dan keberkahan.